MUARA TEWEH - Kalangan DPRD Barito Utara masih sering menerima laporan dan keluhan masyarakat terkait kebersihan dan layanan rumah sakit milik pemerintah itu.
Hal itu terungkap dalam rapat dengar pendapat (RDP) antara pihak rumah sakit dan DPRD Barito Utara, Selasa (16/05/2023.
Direktur RSUD Muara Teweh, dr Tiur Meida dalam RDP mengungkapkan segala kendala dihadapi. Baik masalah dukungan dana yang kurang, hingga pada besarnya pengeluaran dana untuk biaya perawatan bangunan megah rumah sakit.
"Kalau pasien atau keluarga pasien protes memang sudah sering ke kami. Malah kami sering diancam dilaporkan ke anggota DPRD dan juga bupati. Kami di rumah sakit itu tidak boleh salah harus benar. Apalagi masalah kebersihan," kata dr Tiur Meida, di hadapan para wakil rakyat.
Dia menerangkan, rumah sakit sebesar dan se megah itu, kebersihannya diurus oleh 38 sampai 40 cleaning service (CS). gaji mereka pun rata-rata di bawah standar.
"Kami tidak mampu kalau menuruti saran anggota DPRD agar kebersihan diurus pihak ketika. Sebab tawaran dari outsorhusing Rp5miliar setahun. Sementara untuk biaya kebersihan rumah sakit hanya dapat Rp1 miliar dari APBD," beber Tiur Meida.
Selama ini menurut Tiur Meida menutupi kekurang harus ditangani sendiri.
Lagi tambahnya, peraturan di buat rumah sakit sering tidak ditaati pengunjung atau keluarga pasien. Menunggu keluarganya sakit bisa satu mobil orangnya. Belum lagi jika melihat di ruang IGD jadi tempat umum keluar masuk orang. Begitu juga di lorong-lorong di malam hari, pengunjung dan kelaurga pasien duduk bergerombol. "Sudah kita larang tapi tetap saja. Malah dijawab larangan kita saya lapor bupati atau saya lapor anggota dewan.Itu kendala kami di rumah sakit. Mohon anggota dewan bantu juga kami menjelaskan dan mensosialisasikan ke masyarakat untuk mematuhi peraturan," tambahnya.
Hal lain diungkapnya, terkait bangunan fisik di RSUD Muara Teweh. Sudah banyak bangunan yang lapuk. Terutama plafon ruangan. "kemarin sudah terjadi plafon di ruang radiologi dan USG ambruk. Selama empat hari tutup layanan dan kami mengelularkan pululan juta untuk perbaikan," kata Tiur.
Menurutnya, bangunan rumah sakit terlihat megah dan bagus hanya dari luar. Sementara di dalam banyak yang sudah harus diperbaiki. Apalagi di bangunan wing B. "Itu kan belum selesai, akibat rembesan dari atas bangunan kami harus menadah air pakai ember akibat bocor. Wastapel juga banyak tidak ada. kalau toilet dan WC sudah sering kami perbaiki. Intinya terlalu banyak dana terkuras untuk perbaikan bangunan fisik," tutupnya.
Sementara itu anggota DPRD Barito Utara, Mustafa Joyo Muchtar mengambil kesimpulan.
Ia meminta managemen rumah sakit mengganggarkan untuk biaya kebersihanm rumah sakit Rp5 miliar. Pihak dewan akan bantu mengawal persetujuan anggarannya. "Kami berjanji akan kawal penganggarannya Rp5 miliar. Sedang untuik perbaikan bangunan fisik lain, pihak eksekutif bisa mencatat dan menyampaikannya ke pimpinan. Kita akan suport managemen rumah sakit yangg saat ini terus berbenah dalam segala hal termasuk pelayanan," tandas Mustafa Joyo.(UZI)