MUARA TEWEH - Kalangan DPRD Kabupaten Barito Utara, menyindir RSUD Muara Teweh yang seriong merujuk pasien. Padahal slogannya disebut rumah sakit rujukan.
Sindiran in disampaikan anggota DPRD Barito Utara, H Asran, ketika pihaknya menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama managemen RSUD Muaar Teweh dan dinas Kesehatan, Selasa (13/06/2023).
"Rumah sakit kita ini bagus dan megah, bahkan slogannya menjadi rumah sakit rujukan. Tapi di masyarakat itu ada sebutannya terbalik. Bukan menjadi rumah sakit rujukan, melainkan selalu merujuk pasien ke rumah sakit di luar daerah," kata anggota DPRD Barito Utara H Asran dalam forum rapat.
Dikatakan Asran, sebutan yang ramai di
masyarakat ini mesti dijelaskan dalam forum rapat ini oleh managemen rumah
sakit. Sehingga nantinya, para wakil rakyat tidak salah menjelaskan hal
sebenarnya kepada masyarakat. "Managemen rumah sakit juga diminta
menyampaikan permasalahn apa saja yang ada di managemen kepada kami wakil
rakyat," tambah Asran.
Direktur RSUD Muara Teweh, dr Tiur Meida
mengatakan, sebenarnya kata-kata banyak relatif bagi orang yang mengatakan. Di
rumah sakit data ada, sejak tiga tahun lalu di buat sejak tahun 2021 sampai
tahun 2023.
Saat ini di rumah sakit kita, jumlah kunjungan
meningkat dan rujukan kita menurun. Kenapa rujukan sangat menurun. Pada tahun
2022 rmah sakit sudah menambah poli paru dan poli mata. serta HD untuk cuci
darah yang dulu belum ada sekarang sudah ada. Terakhir poli gizi.
"Sebenarnya semakin banyaknya kunjungan ke
RSUD Muara Teweh, otomatis semakin tinggi tingkat rujukan, sebab kasus akan bertambah
yang datang," kata Tiur Meida.
"Tetapi bukan berarti hasil kunjungan
apabila dibandingkan dengan rujukan, itu jadi lebih tinggi dari tahun
sebelumnya. Intinya sekarang pelayan kita di rumah sakit meningkat, tetapi
rujukan menurun," jelasnya.
Tiur juga menjelaskan, meski masih ada
kekurangan dokter spesialis, namun seiring tingginya pelayanan tenaga dokter
bertambah. "Usaha kami mencari dokter terus dilakukan. Kita sudah ada
dokter mata, dokter gizi. poli paru sudah buka, HD juga sudah buka. Artinya
tindakan-tindakna sudah kami lakukan. Saat ini keluhan masyarakat adalah belum
adanya dokter syaraf dan THT," ujar Tiur. (UZI)