MUARA TEWEH - Anggota DPRD
Barito Utara, H Tajeri terus mendorong pemerintah daerah dan tim pemantauan dan
pengawasan distribusi LPG bersubsidi, untuk melakukan penertiban dan tindakan
tegas.
Legislator ini membongkar penyebab mahalnya LPG
bersubsidi 3 kg yang di jual melebihi harga eceran tertinggi (HET) di Kabupaten
Barito Utara, Kalimantan Tengah.
Pasalnya kata politisi Partai Gerindra Barito
Utara ini, harga LPG bersubsidi 3 kg di Kota Muara Teweh dan sekitarnya masih
bebas di jual harga tinggi.
Menurutnya, perlu ada tindakan tegas agar ada
efek jera bagi pelaku penyelewengan. Kasihan masyarakat yang benar-benar
membutuhkan.
"Dua hari lalu saya sidak di dalam Kota
Muara Teweh harga LPG bersubsidi dijual beragam. Termurah Rp35.000 dan ada juga
yang menjual sampai harga Rp39.000 per tabung," kata H Tajeri, Senin (05/05/2023) siang.
Dikatakannya, dirinya berbioncang dengan
pedagang kios eceran di Jalan Sengaji Hilir, Taman Rekreasi remaja, jalan
Pendreh, Jalan Akasia, Panglima Batur, Sengaji Hulu dan Jalan Dahlia. Mereka
mendapat pasokan malam hari, dibagi oleh pemasok menggunakan mobil Pickup.
"Kalau ditanya kepada pengecer dari mana
dapat si MILON, jawabnya diantar malam hari pakai mobil pickup dengan harga
diatas HET. Berapa harga yang pengecer dapatkan, silahkan Tim pengendalian HET
menyamar jadi pembeli ke pengecer, pasti akan kaget mendengar jawabannya,"
beber Tajeri.
Dia meminta kepada Tim pengendalian HET, untuk
tidak menerima laporan dari atas meja. Sebab akan sia-sia dan harga LPG
bersubsidi di daerah ini tidak akan tertib sesuai HET.
"Masa di daerah lain bisa tertib, dan aneh
rasanya di tempat kita begitu sulit menertibkannya. Tentu saja ini menjadi
tanya tanya besar," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perdagangan dan
Perindustrian(Disdagrin) Barito Utara, Jainal Abidin mengatakan, pihaknya terus
mencari formula untuk LPG bersubsidi bisa diterima warga yang berhask dengan
harga sesuai HET. Salah salah satunya saat ini adalah menggelar pasar
penyeimbang.
Terkait masalah penindakan dan sangsi,
kewenangan ada di pertamina. 'Saat ini kami tetap intens melakukan kordinasi
dengan pertamina. Kalau mengenai laporan temuan sudah ada yang kami laporkan ke
pertamina," kata Jainal Abidin.(UZI)