FOKUSNASIONAL, Muara Teweh - DPRD Bario Utara menyarankan Dinas perdagangan dan perindustrian (Disdagrin) menyudahi gelar pasar penyeimbang LPG 3 kilogram di Kota Muara Teweh dan dialihakn ke kecamatan.
Pasalnya, warga pedesaan dan kecamatan kesulitan mendapatkan elpiji bersubsidi. Jika pun ada harganya melambung tinggi.
"Sekarang sejak diperketat pengawasan dan ditertibkannya pangkalan-pangkalan, mereka sudah buka layanan penjualan ke warga. harganya pun sudah mengikuti HET. Jadi alihkan pasar penyeimbang ke desa-desa," kata Wakil Ketua I DORD Barut Parmana Setiawan, Kamis 31 Agustus 2023.
Menurut Parmana, di kota tinggal pengawasannya saja dilakukan terhadap pangkalan-pangkalan yang masih aktif. Sedangkan di desa-desa, warga masyarakat masih teriak dengan harga LPG bersubsidi 3 KG logram yang mahal.
Apalagi di desa, pangkaslan tidak ada. jika pun ada banyak yang diduga fiktif.
Pasar penyeimbang bisa cara jangka pendek dilakukan. Sambil dinas terkait berkordinasi dengan agen dan Pertamina membenahi atau mengevaluasi pangkalan-pangkalan fiktif.
"Alihkan sejak sekarang semua gelar pasar penyeimbang ke desa-desa dan juga kecamatan. Pangkalan-pangkalan di desa dan kecamatan mohon juga diaktifkan. Ganti yang diduga fiktif itu," kata dia.
Saat ini Dinas Perdagangan dan perindustrian (Disdagrin) Barito Utara, juga menggelar pasar penyeimbang di beberapa desa. namun belum dilakukan menyeluruh. Sebab , warga di pedesaan masih teriak harga elpiji melambung tinggi.
Parwito, warga Desa Muara Bakah mengatakan, harga jual elpiji bersubsidi di desa nya berkisar Rp60.000 sampai Rp70.000 per tabung.
"Harga di kampung saya mantap elpiji bersubsidi di jual Rp60.000 sampai Rp70.000. Kalau di Kelurahan Lahei tadi saya beli Rp50.000," ucap Parwito.